(Wan Azizah yang kini aktif meneruskan perjuangan suaminya, diperingatkan agar tidak ikut berdemonstrasi. Peringatan itu sekaligus berarti ancaman, sebab menurut Mahathir, bila Wan Azizah terus mengikut untuk berdemonstrasi dia boleh ditangkap.)

Anwar Ingin Rampas Kuasa (coup de tat)

Tokyo, 20 Okt (Kompas) - Bagai tidak pernah kehabisan kata-kata di mana pun, Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohamad terus menjatuhkan tuduhan-tuduhan yang merendahkan bekas Timb. PM Anwar Ibrahim yang kini meringkuk di penjara.

Kemarin, di Tokyo, Jepun, Mahathir menuduh Anwar ingin menggulingkan pemerintah memperingatkan isteri Anwar, Wan Azizah Wan Ismail, agar tidak ikut-ikutan berdemonstrasi.

Sementara itu di Jakarta, Menteri Luar Ali Alatas, menjawab TVRI, menyatakan tidak merasa perlu memberi komen pernyataan Menteri Industri Berat Malaysia Lim Keng Yaik tentang Presiden Habibie. Lim mengatakan, sokongan Presiden BJ Habibie dan Presiden Filipina Joseph Estrada terhadap bekas Timbalan PM Anwar Ibrahim menunjukkan bahwa kedua presiden itu kurang berpengalaman.

Alatas melihat persoalan ini terlalu peka. Ia malah menilai pernyataan Menteri Luar Abdullah Badawi lebih menunjukkan pengertian mendalam tentang isi pernyataan Habibie dan Estrada. Badawi memang menyatakan bahwa pernyataan itu lebih sebagai pernyataan pribadi dari sahabat, bukan pernyataan mereka sebagai Kepala Negara.

Sedangkan Asisten Mensesneg Bidang Luar Negeri(Aslugri) Dewi Fortuna Anwar mengemukakan, pernyataan Lim tidak perlu diulas karena hanya akan menimbulkan polemik baru.

Azizah diancam

Mahathir menyatakan, "Ia (Anwar) tak ingin diadili pengadilan. Ia ingin diadili lewat kerusuhan di jalan-jalan yang akan mendukungnya dan menggulingkan pemerintah."

Dalam pernyataan bernada membela diri, Mahathir menegaskan, nasib Anwar akan diputuskan hanya oleh pengadilan Malaysia. Anwar dipecat 2 September kemudian ditahan 20 September di bawah Akta Keselamatan Dalam Negeri (ISA). Anwar juga dikenakan lima tuduhan korupsi dan lima tuduhan terlibat homoseksual.

Mahathir yang sedang menghadiri konferensi internasional tentang Afrika di Tokyo, mengaku tidak memahami bagaimana Anwar matanya bengkak ketika ditahan polis. "Kami tidak mentoleransi tindakan polis seperti itu. Jika mereka melakukan sesuatu yang menyakitinya, mereka akan dihukum," kata Mahathir.

Bukan hanya Anwar yang menjadi sasaran serangan Mahathir, tetapi juga isteri Anwar, Wan Azizah Wan Ismail. Wan Azizah yang kini aktif meneruskan perjuangan suaminya, diperingatkan agar tidak ikut berdemonstrasi. Peringatan itu sekaligus berarti ancaman, sebab menurut Mahathir, bila Wan Azizah terus mengikut untuk berdemonstrasi dia boleh ditangkap.

Sementara itu sekitar 200 pendukung Mahathir berdemonstrasi di depan Kedubes Filipina di Kuala Lumpur menentang Estrada. Mereka antara lain berasal dari anggota Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO). Mereka meneriakkan, "Hidup Mahathir" dan membawa slogan yang mengecam Estrada karena mendukung Anwar. Slogan itu antara lain berbunyi "Estrada, urus diri sendiri".

Para demonstrasi yang menggunakan kaus putih bergambar Mahathir itu menyerahkan sebuah surat protes. Surat yang diserahkan ke Dubes Filipina Jose Brillantes itu berisi tuntutan agar Estrada minta maaf karena campur tangan dalam urusan dalam negeri Malaysia.

Kehadiran di APEC

Ditanya apakah tindakan terhadap Anwar mengancam berlansungnya Persidangan Tingkat Tinggi (KTT) forum Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) bulan November di Kuala Lumpur, Mahathir menjawab, adalah hak para pemimpin Indonesia dan Filipina untuk tidak hadir jika mereka memutuskan tidak datang.

Sementara Menteri Luar Alatas mengakui, sampai sekarang belum ada kepastian. Namun ketidakpastian itu sama sekali tidak berkaitan dengan urusan dalam negeri Malaysia. Sedangkan Dewi Fortuna Anwar mengatakan, Presiden kemungkinan menghadiri APEC di Kuala Lumpur. "Ada harapan besar," katanya.

Kehadiran Habibie di Kuala Lumpur selama ini diragukan karena tanggal 10-13 November di Jakarta akan berlangsung Sidang Istimewa Majlis Perwakilan Rakyat. Sedangkan Persidangan APEC akan berlangsung 7-10 November. Selain itu, beberapa hari lalu dalam pertemuannya di Batam, Habibie dan Presiden Estrada antara lain sempat membahas penahanan Anwar. Kuala Lumpur tampaknya tidak terlalu senang dengan pembicaraan Habibie-Estrada itu. Menteri Lim menyebutkan, komentar kedua pemimpin itu hanya ingin mengalihkan perhatian dari masalah-masalah domestik. (Kompas, 20/10).

Presiden AS Bill Clinton menyatakan akan hadir dalam APEC, namun Presiden Filipina Estrada sempat mengancam takkan hadir. Namun juru bicara kepresidenan Filipina mengemukakan, Estrada akan hadir di Kuala Lumpur. Sedangkan Presiden Boris Yeltsin karena alasan kesehatan kemungkinan tidak datang ke APEC. (Rtr/sep/vik/osd)